Ular 2


tak usah kau mendekat
kalau aku berbisa
sebab bisa ini bisa berbusa

tak usah kau mendekat
kalau aku merisik
sebab tubuh ini bisa memendek

tak usah kau menjauh
kalau aku berdesis
sebab tubuh ini bisa memanjang

biar kau tabur garam
sekalipun tubuh ini
tetap melata, merayap
di sepanjang jalan perih itu

biar kulit-kulit tubuhku
mengelupas, terbakar terik panas
di sepanjang jalan menuju rumahmu
aku tidak peduli

2018

Ponsel

ponsel
@jean_jullien

tidak berkelap-kelip, tidak juga bergetar
sejak awal hpku kesepian. inginnya ada sms
yang menggetarkan. inginnya ada kelap-kelip
layar, tanda panggilan masuk. inginnya ada puluhan
pesan, "selamat pagi sayang", di inboxnya. inginnya kelak
di suatu hari aku kesepian. aku merapal kembali
kalimat selain "selamat pagi sayang". inginnya setiap
baris puisi ini bukan sekedar ingin, bukan sekedar andai.
inginnya kau benar-benar ada, terjadi di setiap baris puisi ini

2018

Ular

Ular
@heriksonicon

lihat, ular itu bergelung
saat kusebut-sebut namamu
dengar, ular itu berdesis
saat kurasakan kembali
hangat bibirmu
sesak, ular itu melingkar
saat saraf motorikku 
tak henti-henti menujumu
cahya, sisik ular itu biaskan
seluruh kemilau yang kukirim
bacalah puisi ini
agar engkau tahu siapa di antara
aku dan ular yang mesti
kau benci

2018

Aku Ingin Pulang Ke Dapur Ibu

aku-ingin-pulang-ke-dapur-ibu
@mahameruspace

aku ingin pulang ke dapur ibu; menunggu nasi tanak,
melihat yang mentah jadi matang, mengingat
senyumnya, mendengar teriakan, ia memanggil
aku yang lapar

aku ingin pulang ke dapur ke ibu; di sudut sana
ia menangis, di sudut sini aku berdiri memandang,
berharap mata lampu padam memeluk matanya
yang kepalang kelam

aku ingin pulang ke dapur ibu setelah ibu ingin
aku pulang ke dapurnya, tapi tak juga aku pulang
aku ingin pulang ke dapur ibu sekarang
ibu tidak ingin aku pulang ke dapurnya, tapi aku
ingin segera pulang

aku ingin pulang ke dapur ibu; tapi tak ada
suara yang memasak, bebunyian perkakas
yang saling bergesekan, tidak ada yang
menunggu kupulang, kenapa ibu tidak ingin
aku pulang? padahal aku ingin segera pulang
ke dapur ibu. mengapa ibu tidak ada di dapur
saat aku pulang?

aku ingin pulang ke dapur ibu, tapi tak ada ibu.
keabadian telah merenggut ibu dariku. meski
begitu, aku tetap ingin segera pulang ke dapur
ibu. meski begitu, ibu tetap ada di dapur,
ketika aku pulang, sedang memasak dalam kenangan.

2018

Kakalogi Pantat

 
kakalogi-pantat
@p.a.m.poet

pantat membenci berak
berak membenci isi perut
isi perut membenci bibir mulut
bibir mulut membenci kecaci-cucuan
kecaci-cucuan membenci kecuah-cuihan
kecuah-cuihan membenci kecucu-cucuan
kecucu-cucuan membenci kecuan-cuanan
kecuan-cuanan membenci kecincau-cincauan
kecincau-cincauan membenci kecinta-cintaan
kecinta-cintaan membenci ketanpa-tanpaan
ketanpa-tanpaan membenci kehampa-hampaan
kehampa-hampaan membenci kehampir-hampiran
kehampir-hampiran membenci kehampar-hamparan
kehampar-hamparan membenci ketampar-tamparan
ketampar-tamparan membenci ketampik-tampikan
ketampik-tampikan membenci ketempik-tempikan
ketempik-tempikan membenci ketempat-tempatan
ketempat-tempatan membenci kesempit-sempitan
kesempit-sempitan membenci kesempat-sempatan
kesempat-sempatan membenci kesemut-semutan
kesemut-semutan membenci kesumut-sumutan
kesumut-sumutan membenci kesungut-sungutan
kesungut-sungutan membenci kesangat-sangatan
kesangat-sangatan membenci kesengit-sengitan
kesengit-sengitan membenci kesengau-sengauan
kesengau-sengauan membenci kesakau-sakuan
kesakau-sakauan membenci kemerah-merahan
kemerah-merahan membenci kemamak-mamakan
kemamak-mamakan membenci kememek-memekan
kememek-memekan membenci kekontol-kontolan
kekontol-kontolan membenci kepantat-pantatan
kepantat-pantatan membenci kejelma-jelmaan
kejelma-jelmaan membenci kekamu-kamuan
kekamu-kamuan membenci keanu-anuan !

2021


Binatang Peliharaan

binatang-peliharaan
@kulturtava

di ujung yang paling luka
kau berlari padaku
sambil melempar tawa
hancurkan cermin kesendirianku
yang ingin kulumat
mungkin kau tidak rela
ada perih sembilu mengusikku
dan kau pun terus bilang
"hujan tak kan lari, hujan tak kan lari,
hujan tak kan lari, kekasih"
di ujung yang paling luka
akhirnya kau pun mengalahkanku
aku jadi binatang peliharaan
aku pun takluk pada setiamu

2023 

Iklan Insomnia

iklan-insomnia
@christophski

10 tablet Risperidone
5 tablet Olanzapine
1 tablet Arifiprazole
1 tablet Sertralin

kau minum. berusaha sekuat
tenaga paham bahwa ada masalah
yang tak akan bisa selesai
dan tidak perlu terselesaikan

tidur adalah
aktifitas yang bisa menyelesaikan
masalahmu
sebab tidur dan mampus
beda tipis

hanya tidur yang bisa
membuatmu rela menerima
bahwa masalah itu adalah
dirimu

2023

Disjungsi Kronis

disjungsi-kronis
@josecabaco

tuhan datang malam ini
di hadapan dewa chronos
ovulasi telah gagal
kau pun terus berkata
sebab malam, sebab malam
tak beruang, sebab kawin
sebab kawin tak bermusim

ah eraman telurku
butuh lindapan birahimu
tetaskan segera
undanglah para iblis
berparuh merah
sebuah awal kelahiran

6, 14, 48 jam rahimku
belum juga disibaknya
wajar tak ada musim kawin
beku, mengeras, mual
mana pejantan, mana !

melebur tiap detik
ranjang ini sayang
menantikan pengakuanmu
ia ingin, bersama-sama
kita teriak, " hei, hei ini
ranjang kematian kita,
hei, hei, ini taman firdaus
keturunan orang-orang mati

2019

Pengabdi Setan

di keruncingan 
ujung pisau
gegas kau
menahan resah

di kesunyian
malam ini
jiwamu menagih
euforia hidup bersama

apakah lampu 
di pinggir jalan
berharap dihampiri
sebuah malam yang
tak tahu cara melolong
paling anjing
yang tak tahu cara khianati
paling setia

di pedalaman jiwaku
bersemayam pesan ibu yang 
tak pernah bisa teringat
hanya sebatas
"asalkan", "jangan", "sekuat"
"melambai", "mengharu",
"membiru"

2021

Langit & Laut

pada sebuah punggung laut,
karang-karang bersikeras
membatu, menanti gelombang
pasang terburai pecah bersatu
dalam keluasan waktu yang mati

di jantung hati, pusat segala
daur ulang rasa kehilangan ini
sayang, aku biru

lautkah itu?
yang tadi kau bilang menghampar tanpa tepi

langitkah itu?
yang tadi kau bilang membentang lapang tanpa batas

yang kau berikan padaku, laut itukah?
seperti yang kaujanjikan dulu, dingin dan sia-sia

langit, langitkah itu?
ombak laut berloncatan menggapai
kebiruannya dan tak sampai-sampai

laut, lautkah itu?
yang kauberikan padaku, seluruh yang
terbuat dan berasal darimu menghampiriku
hanya untuk terbiasa dinikmati, selalu
menolak dimiliki

dan hanya itu saat kau berlalu

2020

Zombie

Interpretasi Bebas Atas Film Warm Bodies
Sutradara Jonathan Levine

zombie
@wallpaperbetter

kau berlaga sangat romantis
bergerak ke depan dengan kaki terseret
kau kunjungi aku dengan haus dahaga
akan darah
mencabik-cabik mungil onggok
dagingku
matamu penuh pesona, gelap dan buas
jiwamu bukan mayat, tapi adalah makhluk api
 gaya makanmu tanpa jeda
terlihat anggun di mataku
kedinginanmu sentuh jiwaku
tuk memberimu kecupan rasa cinta
rasa gila yang hanya aku memilikinya
inginku mengukir seluruh tubuhmu
namaku bersama benang layangan
yang baru putus di tangan seorang
bocah tepat setelah kuakhiri puisi ini
dengan titik

2017

Kebiasaan Membakar Hujan

sifat air menginginkan turun dari ketinggian
air mengimani langit agar hujan menjadikan
air jatuh bermacam bentuk
rintik (perasaan-kehilangan)
gerimis (perasaan kesedihan)
rintik reda gerimis (perasaan yang lupa
disimpan dimana),
sangat deras (perasaan-marah)

dimana-mana akan kau temukan
sifat air ;
(1) saat kau menyeduh
(2) saat kau minum
(3) saat kau menelan
(4) saat kau kencing
(5) saat menyusu
(6) saat membuang tai
(7) saat meludah
(8) saat ayah menyuruh ibu memasak di dapur
(9) saat nanti kau bercinta

dulu saat ibu masih ada, ibu melarang aku main
sambil telanjang di lapangan saat tengah
hujan deras, kata ibu "awas, nak nanti tubuhmu
dirasuki sifat hujan, cepat masuk ke dalam rumah"
kala itu aku mencapai pengertian, kata "awas"
berbisik di telingaku, pelan-pelan ia katakan,
"ibumu menyebutkan nama 'aku' lantaran ada bahaya
dari sifat hujan, yang tak dinginkan ibumu
meresap ke pori-pori kulit lalu menyatu kokoh
bersama daging
;
ingin aku menghabisi sifat hujan
aku ingin membakar hujan dan ingin aku
jadikan kebiasaan
tapi melawan sifat hujan seperti
melihat air di lautan, maka sedikitlah
air di sungai
bagaimana cara menjatuhkan kekuasaan?
*kekuasaan sifat hujan
bukankah sifatnya yang menginginkan turun dari ketinggian
adalah cermin dari kemusnahannya?

di setiap akal, otak berpesan, "nak, mulailah
kau dengan mandi. kau jatuhkan air dari ketinggian pakai
gayung ke tubumu, rendahkanlah sifat air
buat ia jadi air bekas mandimu, lalu kauberi ia pilihan :
ingin terbuang di tempat-tempat kering yang tak
kan terjadi genang atau ingin direbus sampai menguap"

aku pun membakar hujan.

2023

Tidak Ada Tempat Bagi Beban


tidak ada tempat bagi beban
tidak ada tempat bagi beban
tidak ada tempat bagi beban
kemana beban harus pergi?
beban bukan tujuan orang banyak
beban tujuan sedikit orang

tidak ada tempat bagi beban
tidak ada tempat bagi beban
tidak ada tempat bagi beban
harus ada yang menjadi beban
kenyataan yang tidak dikehendaki
sedikit orang

ajari aku menjadi beban
alam piikiran sedikit orang
yang banyak orang tak memikirkannya

ajari aku menjadi beban
aku tidak bisa menjadi sampah
bagi diriku yang sampahh

ajari aku menjadi beban
untuk menjadi sedikit orang
yang tak pernah dipikirkan banyak orang

ajari beban menjadi aku
menjadi surga di jantung neraka
menjadi malam yang darinya
direnggut rasi bintang
pergumulan batin yang tak pernah
lelah melepas 1 kg iman
satu per satu
ajari aku !

2023

Puisi Pengantar Sebelum Selingkuh


tersebab dari draft 1
bibir kau ditempel bibir lain,
kepada cium penuhilah recycle bin
kau membawa sayang dia
yang katanya kemarin cuma
padaku dan tidak hangus
karena kebencian hari ini
beri lah izin capslock
memperjelas di antara
ratusan underline yang menggantung
shift plus delete
biar jilatanku bertugas mematangkan
mentah muncratan energi asing itu
mohon sajaki aku,
bayangkan aku wujud dari sgala
impian
kesadaran membangun gairah, gelisah
koridor 9 nomor paling rahasia
menjantung di sekitar inti
bunga kertas ungu
sajaki aku, sajaki aku
katamu darahku, sajaki aku ke dalam
rusukmu sebelum semua
meluang dan cuma terisi
angin malam

2020

Stasiun Tanah Abang


stasiun-tanah-abang
Dokumentasi Pribadi, Nikon CoolPix S3300

rambutku digerai angin kereta
yang melaju, sedetik kelebat wajah
penumpang asing membekas di ingatan
memoar romansa bergelayut
kian mengunci pintu gerbong senja
rel-rel yang bersilangan mengajak bercakap
tentang diri yang ingin dibawa pergi
bukankah pergi adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan?
bukankah membuang diri adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan?
bukankah pergi adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan tapi kembali tapi pulang
bukankah membuang diri adalah
menghilangkan diri dari sebuah kemunculan
tapi tidak kembali, tidak pulang
terlalu banyak orang-orang bertujuan;
di pasar, di toilet, di pohon mangga, di gang sempit,
di terminal kota, di mimpi-mimpi,
adakah tempat tanpa tujuan?
dimana tempat bagi orang-orang membuang diri?
bukankah di seluruh tempat yang tak ada
orang-orang bertujuan? dimanakah gerangan
tempat itu?
apalagi kalau bukan di ketiadaan. di contoh-contoh
dongeng sebelum tidur yang diceritakan
orang tua pada anak-anak senja

2018

Kelakuan Teks


kelakuan-teks

sebuah huruf mengarang kata-kata
sebuah kata-kata mengarang kalimat
sebuah kalimat mencari gagasan pokok
gagasan pokok membentuk sebuah
paragrap
ssebuah paragrap diakhiri dengan titik

sebuah titik memulai paragrap
sebuah paragrap membariskan kalimat
sebuah kalimat mendorong pengertian
sebuah pengertian diakhiri dengan titik

sebuah kata-kata belum membentuk idiom
sudah dihapus tipe x dikunyah
mesin pemotong lidah
sebuah idiom belum mengarang kalimat
sudah disantroni koma
sebuah kalimat baru tertulis satu baris
sudah minta digeneralisasi
sebuah alinea marah, sebuah paragrap gelisah
dalam hatinya, "kalau begini kalimat-kalimat
akan terurai menjadi kata-kata dan kata-kata akan 
mengecil menjadi setumpuk abjad yang perlahan
kan menggelinding bersama bola matamu
yang jatuh ke lantai berhiaskan rona senja 
dan entah dipungut siapa"
"padahal aku ingin dieja, dibunyikan oleh
seorang perempuan yang berjarak 1 km dari tubuhku
aku ingin basah dikecupnya, aku ingin kegelian di pikirnya"

2021

Tiang Lampu di Pinggir jalan St. Cikini

aku yakin, apa pernah ada seorang peduli pada lelahmu
selain dan lebih dariku?

tiang lampu di pinggir jalan st. cikini ingin merobohkan dirinya, 
berhenti menerangi langkah kaki lalulalang, mata lampu buta,
belasan tahun terbakar matahari, dijerat kabel listrik sesak sekali !
setiap stop kontak di on, arus-arus bervolt tinggi mengalir ke seluruh
 tubuhnya, panas sekali !
ia pikir, "cahaya pun kadang ingin digelapi",
gema kecewa berdengung kencang mengiringi
suasana hatinya yang bagaikan gambar monokrom
berharap memadamkan seluruh lilin dalam dirinya,
tapi mengapa sepi yang dibawa orang-orang itu
seakan menekan, menusuk ke dalam, menyayat diri
amat jauh, sangat terasa sendiri, sendiri yang menyeluruh !
padahal hujan belum reda banyak orang
khawatir akan sinyal dan baterai ponsel
mereka yang tidak memiliki tombol 
penghakiman
lalu apa lagi pekerjaan yang tak sudah-sudah ini
memaksaku untuk memperpanjang masa hidup, pikirnya?
gema kecewa berdengung lagi.
seluruh tulang-tulang cakarku
nyeri dipukul dini hari
kau dan manusia lainnya hanyalah
sepasang penasaran yang menanti jawaban;
lemari pendingin mayat
ah, ternyata tubuhku selama ini mengandung
banyak kenangan, orang-orang sekedar mampir,
membawa sgala macam luka, berteriak laknat pada
hidup bersamaku disini

2023

Perempuan


telah kubiarkan
kau melepas keberadaaan
begitu jauh
dari aku
alamat rumah, nomor rumah
sepanjang tahun kubiarkan sama
jalan rindu nomor 11
agar nanti 
disaat oleh yang kau cinta,
kau merasa terluka
dan melamun semalaman
di beranda rumah
ingatan kau gentayangan
mencari-cari aku,
mencari-cari dimana
mantan malang kau itu
dan tak kau temukan
siapa-siapa, selain
seekor ular yang sedang
memakan baju-baju pengantin

2017

Menuju Pantai Teluk Penyu

menuju-pantai-teluk-penyu
@pantai_teluk_penyu_cilacap

 menuju pantai teluk penyu
bagai tulang tanpa daging
hanya terpaku, mematung
sendirian
tanpa warna, harap juga rasa
pantai ini
hanya mengingatkan aku
tentang marah nya kau
merubah semua cinta
yang kau punya
jadi perpisahan
meski begitu, aku tetap
akan kembali
ke pantai ini
memungut sisa-sisa
puing cinta kita

2017

Bergantung

bergantung
@kulturtava

 terik panas tidak bisa
mengurai batu es, orson
yang tergurat di radang
tenggorokan
kata-kata tidak mampu
berbahasa indonesia baik
dan benar
apa daya, kedua bola matamu
akan selalu basah

statistika peluang
jadi otoritas atas
kegundahan diri
mencari nilai tengah dari
tiap katastrofi penciptaan
keabsurditasan menolak seluruh
sigma yang tersanggupi?
himpunan kosong katamu, 
perkecualiannya

dalam wilayah limit nol
menuju ketakhinggaan
tentu saja kau boleh
menjadi modus atau median,
seperempat quartil diriku berserah
diri untuk kau iris-iris

dalam setangkup mawar nan merah
gravitasi bumi terbalik
menolak seluruh duri yang kan
menyergap derita
ada-tiada, tiada-ada
transendensi gelap berpeluh
darah sayang

2020

Resensi Buku Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja

resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@gramedia

Judul Buku : Melihat Api Bekerja
Penulis : M. Aan Mansyur
Ilustrator : Muhammad Taufik (emte)
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : April 2015
Jumlah Hal : 160
Harga : Rp. 53.000
ISBN : 978-602-03-1557-7

Jangan bertanya : sudah sembuh
Tidak ada orang yang betul-betul sehat
Aku cuma lebih sakit darimu.
Aku sedang memberi diriku
kesempatan berharap dan percaya

(Jika Aku Sakit, Hal. 35)


Aku senang berada di antara
orang-orang yang patah hati.
Mereka tidak banyak bicara, jujur,
dan berbahaya. Mereka tahu
apa yang mereka cari. Mereka 
tahu dari diri mereka ada yang
telah dicuri

(Menikmati Akhir Pekan, Hal. 125)

A. Sekilas Mengenai Puisi


Di dunia ini, siapa yang tidak suka puisi? atau belum pernah bersentuhan sama sekali dengan puisi baik itu mendengar musikalisasi ataupun membaca buku puisi? Saya yakin semua menyukai puisi, apalagi dengan sederet kata yang disusun sedemikian rupa sehinga indah didengar, elok dibaca dan terkesan memiliki beragam makna saat direnungkan.

Lalu apa yang terlintas dalam benak kita jika mendengar kata puisi? Sebagian besar orang tentu akan kompak menjawab bahwa puisi itu membosankan, mengawang-awang, susunan katanya berbelit dan sulit dipahami. Padahal kenyataannya, puisi bukanlah sesuatu yang baru kita kenal. Sejak duduk dibangku SD sampai Perguruan Tinggi kita sudah menyapanya lewat pelajaran Bahasa Indonesia. 

Tampaknya proses komunikasi mulai dari membuka mata sampai menutup kembali kita tidak bisa lepas dari komunikasi. Puisi adalah simbol komunikasi, penyair legendaris seperti W.S Rendra pun kebanyakan tema yang diangkat dalam puisinya adalah bersumber dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, proses pertautan atau pertukaran data antara orang yang satu dengan yang lain akan melahirkan beragam interpretasi yang tidak jarang menjadi salah satu sumber inspirasi menulis puisi.

Beberapa istilah yang wajib kita ketahui sebelum membaca resensi lebih jauh karya M. Aan Mansyur, adalah sebagai berikut, (1) Larik disebut baris dalam puisi. Larik dapat berupa satu kata, frasa atau dapat berupa satu kalimat, (2) Bait adalah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris, (3) Rima berada disuku akhir setiap larik, dapat berupa pengulangan bunyi atau bunyi bebas tanpa pola, (4) Diksi yakni pemilihan kata-kata yang digunakan penyair dalam menyusun puisi, (5) Kiasan; kata-kata dalam puisi memiliki arti tertentu yang mewakili perasaan manusia.

B. Profil Penyair


M. Aan Mansyur ialah sastrawan yang lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Bekerja sebagai relawan di komunitas Ininnawa dan pustakawan di Katakerja, Makassar. Menulis sajak, prosa dan esai. Buku-buku yang telah dilahirkan di antaranya Hujan Rintih-Rintih (2005), Perempuan, Rumah Kenangan (2007), Aku Hendak Pindah Rumah (2008), Cinta yang Marah (2009), Tokoh-tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita (2012), Sudahkah Kau Memeluk Dirimu Hari ini? (2012), Kukila (2012), Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia (2014), Melihat Api Bekerja (2015), Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi (2015), There Is No New York Today (2016)

Dalam hal kreatifitas Aan Mansyur cukup produktif dalam menghasilkan karya baik puisi, prosa dan essai. Tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media cetak dan buku Antologi.

C. Pramusaji


Menikmati seni merupakan proses yang saling tumpang tindih antara seorang seniman visual dan sastrawan seringkali tidak menemukan titik temu. Belum lagi di bidang seni yang lain. Tidak semua para penikmat seni dapat memahami seluruh bidang seni. Membaca kumpulan puisi Melihat Api Bekerja karya M. Aan Mansyur seperti Memasuki sebuah dunia privat dimana di dalamnya terdapat beraneka rasa yang berbeda saling menggores suasana hati dan pikiran satu sama lain. Dengan gaya penceritaan seperti seolah ia hadir langsung di depan kita, memaparkan apa-apa saja yang ada di kepalanya dengan begitu luas tanpa cela.

resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte


Dua pertanyaan yang sering muncul di antara kalangan bukan penikmat sastra, seperti mengapa puisi itu membosankan? mengapa beberapa puisi karya penyair angkatan lama terkesan sebagai puisi gelap makna? Anehnya dari dua pertanyaan sebelumnya, saya tidak menemukannya pada kumpulan puisi Melihat Api Bekerja. Jika kita turut serta menelusuri buku ini dari awal, maka kita akan dibawa ke dalam dunia nyata yang dibalut fantasi. Anda akan disuguhkan ilustrasi indah emte di setiap halamannya. Tidak seperti buku puisi umumnya, dimana ilustrasi memiliki porsi yang lebih kecil ketimbang kata-kata. Disini ilustrasi seolah bukan pelengkap, ia memiliki panggungnya sendiri dalam menuntun pembaca ke wilayah pemaknaan.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Aan mengambil inisiatif berkolaborasi dengan emte untuk menciptakan "suasana baru"ketika pembaca membaca sajaknya. "Suasana baru" disini bisa diartikan sebagai orang cenderung lebih menyukai gambar ketimbang tulisan dan lebih cepat mengingat gambar dan menangkap arti ketimbang tulisan. Jika kita perhatikan lebih antusias, setiap sajak yang muncul selalu berdampingan dengan ilustrasi, saya menangkap maksud lain Aan, menciptakan sebuah "jembatan tak kasat mata" untuk membantu atau menggiring pembaca agar lebih mudah menginterpretasikan atau memahami sajak-sajaknya.



resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Dalam beberapa puisi, saya seperti diperlihatkan Aan sedang berbicara kepada seorang perempuan; ibu, sahabat, atau perempuan yang ia cintai, langit, jembatan, dan sebuah pameran foto keluarga paling bahagia. Dalam puisi yang lain, Aan sedang mendongeng kepada saya si pembaca tentang perempuan lainnya. Selain puisi Melihat Api Bekerja, ada lagi puisi yang saya sukai dan garis bawahi seperti Menikmati Akhir Pekan, Pulang ke Dapur Ibu, Kepada Kesedihan, Jalan yang Berkali-kali Kau Tempuh, Mengingat Pesan Ibu.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Aan sebagai penyair juga sangat piawai dalam memanfaatkan hak licentia poetica semaksimal mungkin. Dalam larik-larik puisinya, ia membolak balik kata sifat dan kata kerja menjadi susunan kata baru yang saling bertolak belakang dan terkesan bagi pembaca seolah itu adalah perbendaharaan kosakata yang baru atau belum pernah ia temukan. Tentunya ada efek yang ditimbulkan dari pola pikiran atau ide setiap larik yang berloncatan kesana kemari tanpa mengikuti kaidah bahasa. Efek yang paling dirasakan adalah efek dramatis yang aneh tapi terasa indah dan nyaman saat pikiran menyentuhnya. Kreativitas ini membuat Aan dapat mengontrol suasana si pembaca dalam puisinya.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Berangkat dari segmentasi pasar yang sudah menjadi rahasia umum, bahwa di dunia nyata perasaan tidak bisa sebebas menuntut validasi, sehingga terkadang perasaan karam sedalam-dalamnya tanpa peduli ada yang mau mengerti atau tidak. Menyisakan sebuah batu besar yang mengganjal dada dan tak pernah lekang terkikis rotasi waktu. Untuk bisa melepaskan atau membuatnya tidak aktif (dorman) khalayak atau pembaca mencari wadah bagi apa yang dirasakannya entah lewat aktifitas berupa curhat atau membaca dan menulis di blog atau diari. Judul setiap sajak Aan seolah diciptakan untuk meredam, menyembuhi, merawat luka yang masih bara merah. Selama ini aktifitas membaca puisi selalu dikaitkan dengan kondisi sepi, menyendiri, merana dan meradang tentu lain halnya dengan sajak Aan. Dimanapun dan kapapun pembaca berada , judul setiap sajak Aan seolah mempunyai daya tarik atau magis yang cepat merubah suasana pikiran pembaca untuk turut larut ke dalam guna-guna puisinya meski tampak ramai di luar tapi sepi di dalam.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Dengan terobosan-terobosan terbaru yang dilakukan Aan di sana - sini, tapi seolah tampak tidak terjadi apa-apa. Lebih istimewa lagi, buku kumpulan puisi ini dilengkapi dengan ilustrasi emte yang bergaya surealisme yang terkesan absurd tapi bernilai seni tinggi. Ilustrasi yang mengingatkan pembaca pada cerpen sabtu minggu di koran-koran atau surat kabar. Sedang Aan memanjakan pembaca lewat untaian kata-katanya yang menyimpang tapi lembut sekali masuk ke telinga. Sebuah kolaborasi yang unik, menghasilkan pengalaman membaca yang unik pula. Dan akhirnya saya setuju pendapat pribadi Alm. Sapardi Djoko Damono, "Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.". Baik anak muda atau pun orang tua apalagi mereka yang sedang putus cinta, wajib baca buku kumpulan puisi ini. Semua kerja keras Aan dan Emte, mendatangkan keberanian pada saya untuk mengajak Anda semua penikmat sastra khususnya puisi menjadikan buku ini sebagai list atau pajangan di rak buku.





Homunculus

sudah ke berapa
tuhan menjejalkan
zigot ke jantung ibu
sudah ke berapa
aku menunda bunuh diri
saat burung-burung terbang
dalam jaring-jaring langit
kematian mulai berhitung angka
selebihnya hanya kau 
yang paham
mengapa diri kian gigil
dihadapkan persimpangan
tak menepi tandas
sungguh di kediaman
pepohonan itu diam
pada masa depan,
masa lalu benci mengingat
jarak pandang,untuk apa memelihara
keburaman di buram mata?

sudah ke berapa 
tuhan menjejalkan
zigot ke doa ibu
sudah ke berapa
kata-kata merusak pendengaran
seperti mie instan yang dimasak
tidak instan
meski berulang diperah
api dari haus dahaga
kesangsian

kehidupan di jantungku
tidak ingin lebih panjang
dari urat-urat nadi yang
berkelakar dan mengumpar
di pojok pendiangan ibu
tunggu aku, jangan kau sendiri
menyambut pembunuhan
dalam diri
aku ingin mengandung maut
sebelum hidup bermula
kembali ibu

2022

Ritual Daun Manggis

Interpretasi Bebas atas Lagu Senja Di Ambang Pilu
Karya Danilla Riyadi

ritual-daun-manggis

mengenang kematianmu
barangkali tak perlu
kubaca gugur daun manggis
di halaman
kumasukkan kalender
ke dalam anusku
sambil merapal
dua ayat ranggas;
1) senja yang benci bebunyian,
menyembelih hewan melata
di hadapan kepala televisi
berdiameter 2 senti,dengan
gagang di kiri kanannya
yang meluang mensiutkan
angkaramurka
2) senja yang suka kepiluan
di sini ketika hari patah
entah epos mana
dunia menatapmu
seperti binatang yang melolong
siang malam menanti sebuah bintang
konon terangnya melebihi jernih
kedua bola matamu yang selalu
sedemikian bersih usai dihapus
air mata
biar hujan menetes dari waktu
ke waktu sebagai air susu ibu
yang telah tuba bagi urat darahmu
yang tanpa malu tiba
diriku berangkat dari
rahimmu yang keruh
akankah berakhir pada
kesakitan pada nanah
pada merah yang sama?

2022





Instagram


pada sebuah dm 
yang tertumpuk
jari-jemariku gatal
sayang, ingin segera kutengok kau!

ribuan caption bertebaran
dalam algoritma relationship
tertulis, " i love you baby, i miss you so much"
diksi kangen, diksi cinta
menyusup ke dalam relung resah

kubuka daftar follower-following
ternyata kau tak tercantum di sana
tak berhenti di situ, kupastikan
dengan mencari kau lewat id yang
kuyakin masih kaugunakan
"ah, diprivate !"

belum pupus harapan, kukunjungi temanmu
lalu pura-pura sakit gigi sambil meringis
sungguhan, kukatakan padanya
"tolong, pinjamkanku gawaimu sebentar"

sayang langkahku terhenti pada sebuah
hashtag dan upload an. jari-jemariku jadi
semakin gatal, padahal aku sudah berjanji
untuk diet stalking. apa daya mataku ingin
segera melihat yang tak perlu dipandang

kumasuki galerimu, tampak benar adanya
potretmu kian bahagia, kau pergi jauh 
dan beranak pinak di kota kelahiran suamimu
senang saksikan kau dengan pilihanmu sendiri
beberapa tahun kemudian, orang tuaku
sibuk memasang-masangkanku
dengan gadis ini, gadis itu semua kutolak
kukatakan pada mereka,
"aku sudah beristri, aku suami Lisa dalam angan"

2019


Prematur

prematur
@kulturtava

abstraksi ujung pisau
transendensi diri
menjaga ketegangan
antara sintesis dan
titik equilibrium

dalam sebuah insert picture
kau dan aku disibukkan
wawancara hari kerja
seolah-olah hari senin
kehendak bebas
hari minggu diperkosa mentega
lupakan, pagi ini
seseorang sarapan dengan penuh dusta

karena bosan, jantung dihibur
ideologi, 72 jam mengantuk
di luar tubuh hukum termodinamika
marah-marah, kapitalisasi waktu
bangsat pagi dan senja,
lampu yang berdetak penuh diam
di hadapan tambang dan ujung pisau

2020



 

Kematian

 Untuk Alm. Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono

kematian
@damonosapardi

dalam permainan waktu
kau membayang
pada suatu hari nanti
meski jasad tak lagi menampak
katamu, kematian tinggal kematian

dalam permainan waktu
kau membayang
pada suatu hari nanti
meski indera tak lagi menyeruak
katamu, sajak tinggal sajak

dalam karangan waktu
kau akan terus mencium dan memeluk
lewat jemarimu yang tak mampu
menjangkauku
jangan ragu, katamu
saat kebuntuan menyerang
cukup biarkanku tak membuat
kau sepi sekali lagi

2020


Sekeping Biskuit Khong Guan Buat Joko Pinurbo

sekeping-biskuit-khong-guan-buat-joko-pinurbo
@jokpin.jogja

di dalam saku baju jokpin
terselip remah rengginang
berisi kiasan kata-kata

ia si empu penyair
yang suka melalangbuana
lewat celananya

dalam celana ia masukkan apa saja;
bandros, atm, es krim, gado-gado,
kangen, asyu

saat berkunjung ke pohon bahasa
ia suka memanjat metafora
memetik unsur intrinsik sebuah
kakafoni
dan menelannya bersama segelas
asyu yang kian cerlang mengumpat

ia rajin beribadah puisi
berpesta kopi
nongkrong di angkringan
sambil memakan semangkuk
nasi kucing
menziarahi kangen

walau aku tak tahu termenung
tersebab disandung mendung hujankah?
atau kening yang pening merindukan
panadol.

2023

Apakah Seekor Ayam Memiliki Cita-Cita?

apakah-seekor-ayam-memiliki-cita-cita?
@freepik

    Tuhan menciptakan ayam lengkap sesuai porsinya sebagai hewan unggas. Lantas dengan ditemukannya berbagai ketidakadilan akan hak sesama mahkluk hidup akankah membuat kita manusia sebagai makhluk sosial yang dapat berpikir, berdiam diri saja menerima kenyataan tidak mengenakkan tersebut?. Salah satunya tentang isu berita dari sumber https://www.bbc.com/indonesia/majalah-51704813, yang memaparkan "Industri peternakan di Brasil memusnahkan sekitar enam hingga tujuh juta anak ayam jantan setiap tahun. Apakah pemusnahan ini dibenarkan?

Sempat terbesitkah atau berkeinginankah ia menjadi manusia? karena merasa tertarik bahwa manusia berakal, berperasaan, berkebebasan menentukan hidupnya sendiri. Sementara ia menjadi makhluk tidak berdaya dan hanya diberdayakan oleh manusia untuk kepentingan perut dan ekonomi semata. Tubuhnya diolah menjadi berbagai macam masakan seperti ayam goreng kremes, gulai ayam, ayam betutu, ayam bakar taliwang, ayam tuturga, satai ayam, ayam goreng tepung kfc, dan masih banyak lagi. 

Melalui proses menyakitkan, tubuh dan nyawanya dipisah oleh benda-benda tajam sebut saja pisau khusus menyembelih, terkadang tanpa doa, tanpa berperikehewanan si penjagal mengobrak-abrik tubuhnya menjadi menjadi sembilan sampai dua belas potongan. Belum lagi di usianya yang terbilang belia, sehabis bertelur pun ia tidak diizinkan mengeraminya, telur-telur itu dibawa dan dijual ke warung-warung tradisional atau rumah makan untuk diolah lebih lanjut sesuai selera konsumen. Sedang tubuhnya dibawa ke pasar-pasar tradisional maupun market modern di kota-kota besar. Dalam perjalanan sisa-sisa darah mencuat keluar, memoles wajah pucat si ayam. Ayam kini dipajang penjual menunggu entah siapa berminat membelinya dan membawanya ke rumah untuk disimpan di lemari pendingin sebagai bahan masakan menu makan malam atau sarapan pagi.

Apakah seekor ayam memiliki cita-cita? Apakah seekor ayam memiliki emosi? Mengapa manusia memperlakukan ayam berbeda dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing yang setiap saat ia rawat dan sayangi? Mengapa selama ini tidak ada peternakan anjing atau kucing? Mengapa ayam tidak bisa menyelamatkan diri dari para peternak jahat dengan cara terbang sejauh dan setinggi mungkin? Andai ayam tergolong ke dalam hewan pintar mungkin hidupnya tidak akan diperlakukan semena-mena. Kita pun sedari dulu sudah terbiasa akan hal itu, makan ayam secara berlebihan, upacara peringatan ulang tahun yang salah satu menu andalannya adalah ayam, atau hari besar lainnya juga tidak luput menjadikan ayam sebagai menu pengisi perut, padahal dampaknya bisa sangat merusak perkembangan kognitif, emosi, dan interaksi sosial ayam. Dalam konteks ini sistem produksi merujuk pada peternakan. Ayam dimana-mana diternakan seacara besar-besaran dengan berbagai motif yang melatarbelakangi. Hal ini bisa menghilangkan, memundurkan, mendegeneratifkan akal spesies ayam. Ayam seolah hanya alat bagi pemuas nafsu lapar kita manusia. Padahal ia sama-sama dianugrahi kehidupan seperti kita, hanya saja ia kurang beruntung atau mungkin lebih beruntung ketimbang kita, manusia? yang cuma bisanya memanfaatkan, menguras berlebihan terhadap sumber daya apa pun itu sampai habis, sampai kering dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang akan berbalik menyerang kita.

Apakah seekor ayam memiliki cita-cita?.