@freepik |
Tuhan menciptakan ayam lengkap sesuai porsinya sebagai hewan unggas. Lantas dengan ditemukannya berbagai ketidakadilan akan hak sesama mahkluk hidup akankah membuat kita manusia sebagai makhluk sosial yang dapat berpikir, berdiam diri saja menerima kenyataan tidak mengenakkan tersebut?. Salah satunya tentang isu berita dari sumber https://www.bbc.com/indonesia/majalah-51704813, yang memaparkan "Industri peternakan di Brasil memusnahkan sekitar enam hingga tujuh juta anak ayam jantan setiap tahun. Apakah pemusnahan ini dibenarkan?
Sempat terbesitkah atau berkeinginankah ia menjadi manusia? karena merasa tertarik bahwa manusia berakal, berperasaan, berkebebasan menentukan hidupnya sendiri. Sementara ia menjadi makhluk tidak berdaya dan hanya diberdayakan oleh manusia untuk kepentingan perut dan ekonomi semata. Tubuhnya diolah menjadi berbagai macam masakan seperti ayam goreng kremes, gulai ayam, ayam betutu, ayam bakar taliwang, ayam tuturga, satai ayam, ayam goreng tepung kfc, dan masih banyak lagi.
Melalui proses menyakitkan, tubuh dan nyawanya dipisah oleh benda-benda tajam sebut saja pisau khusus menyembelih, terkadang tanpa doa, tanpa berperikehewanan si penjagal mengobrak-abrik tubuhnya menjadi menjadi sembilan sampai dua belas potongan. Belum lagi di usianya yang terbilang belia, sehabis bertelur pun ia tidak diizinkan mengeraminya, telur-telur itu dibawa dan dijual ke warung-warung tradisional atau rumah makan untuk diolah lebih lanjut sesuai selera konsumen. Sedang tubuhnya dibawa ke pasar-pasar tradisional maupun market modern di kota-kota besar. Dalam perjalanan sisa-sisa darah mencuat keluar, memoles wajah pucat si ayam. Ayam kini dipajang penjual menunggu entah siapa berminat membelinya dan membawanya ke rumah untuk disimpan di lemari pendingin sebagai bahan masakan menu makan malam atau sarapan pagi.
Apakah seekor ayam memiliki cita-cita? Apakah seekor ayam memiliki emosi? Mengapa manusia memperlakukan ayam berbeda dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing yang setiap saat ia rawat dan sayangi? Mengapa selama ini tidak ada peternakan anjing atau kucing? Mengapa ayam tidak bisa menyelamatkan diri dari para peternak jahat dengan cara terbang sejauh dan setinggi mungkin? Andai ayam tergolong ke dalam hewan pintar mungkin hidupnya tidak akan diperlakukan semena-mena. Kita pun sedari dulu sudah terbiasa akan hal itu, makan ayam secara berlebihan, upacara peringatan ulang tahun yang salah satu menu andalannya adalah ayam, atau hari besar lainnya juga tidak luput menjadikan ayam sebagai menu pengisi perut, padahal dampaknya bisa sangat merusak perkembangan kognitif, emosi, dan interaksi sosial ayam. Dalam konteks ini sistem produksi merujuk pada peternakan. Ayam dimana-mana diternakan seacara besar-besaran dengan berbagai motif yang melatarbelakangi. Hal ini bisa menghilangkan, memundurkan, mendegeneratifkan akal spesies ayam. Ayam seolah hanya alat bagi pemuas nafsu lapar kita manusia. Padahal ia sama-sama dianugrahi kehidupan seperti kita, hanya saja ia kurang beruntung atau mungkin lebih beruntung ketimbang kita, manusia? yang cuma bisanya memanfaatkan, menguras berlebihan terhadap sumber daya apa pun itu sampai habis, sampai kering dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang akan berbalik menyerang kita.
Apakah seekor ayam memiliki cita-cita?.
Semoga kamu sehat-sehat terus ya Ayam, supaya kalau kamu punya cita-cita bisa menggapainya (:
BalasHapusSetiap yang berjiwa pasti akan mati, cepat atau lambat itu pasti, termasuk ayam :(
BalasHapusSetidaknya si Ayam matinya bermanfaat :)
BalasHapusSemangat menulis gan
BalasHapusTerimakasih gan !
Hapus