Tiang Lampu di Pinggir jalan St. Cikini

aku yakin, apa pernah ada seorang peduli pada lelahmu
selain dan lebih dariku?

tiang lampu di pinggir jalan st. cikini ingin merobohkan dirinya, 
berhenti menerangi langkah kaki lalulalang, mata lampu buta,
belasan tahun terbakar matahari, dijerat kabel listrik sesak sekali !
setiap stop kontak di on, arus-arus bervolt tinggi mengalir ke seluruh
 tubuhnya, panas sekali !
ia pikir, "cahaya pun kadang ingin digelapi",
gema kecewa berdengung kencang mengiringi
suasana hatinya yang bagaikan gambar monokrom
berharap memadamkan seluruh lilin dalam dirinya,
tapi mengapa sepi yang dibawa orang-orang itu
seakan menekan, menusuk ke dalam, menyayat diri
amat jauh, sangat terasa sendiri, sendiri yang menyeluruh !
padahal hujan belum reda banyak orang
khawatir akan sinyal dan baterai ponsel
mereka yang tidak memiliki tombol 
penghakiman
lalu apa lagi pekerjaan yang tak sudah-sudah ini
memaksaku untuk memperpanjang masa hidup, pikirnya?
gema kecewa berdengung lagi.
seluruh tulang-tulang cakarku
nyeri dipukul dini hari
kau dan manusia lainnya hanyalah
sepasang penasaran yang menanti jawaban;
lemari pendingin mayat
ah, ternyata tubuhku selama ini mengandung
banyak kenangan, orang-orang sekedar mampir,
membawa sgala macam luka, berteriak laknat pada
hidup bersamaku disini

2023

6 komentar: