Resensi Buku Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja

resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@gramedia

Judul Buku : Melihat Api Bekerja
Penulis : M. Aan Mansyur
Ilustrator : Muhammad Taufik (emte)
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : April 2015
Jumlah Hal : 160
Harga : Rp. 53.000
ISBN : 978-602-03-1557-7

Jangan bertanya : sudah sembuh
Tidak ada orang yang betul-betul sehat
Aku cuma lebih sakit darimu.
Aku sedang memberi diriku
kesempatan berharap dan percaya

(Jika Aku Sakit, Hal. 35)


Aku senang berada di antara
orang-orang yang patah hati.
Mereka tidak banyak bicara, jujur,
dan berbahaya. Mereka tahu
apa yang mereka cari. Mereka 
tahu dari diri mereka ada yang
telah dicuri

(Menikmati Akhir Pekan, Hal. 125)

A. Sekilas Mengenai Puisi


Di dunia ini, siapa yang tidak suka puisi? atau belum pernah bersentuhan sama sekali dengan puisi baik itu mendengar musikalisasi ataupun membaca buku puisi? Saya yakin semua menyukai puisi, apalagi dengan sederet kata yang disusun sedemikian rupa sehinga indah didengar, elok dibaca dan terkesan memiliki beragam makna saat direnungkan.

Lalu apa yang terlintas dalam benak kita jika mendengar kata puisi? Sebagian besar orang tentu akan kompak menjawab bahwa puisi itu membosankan, mengawang-awang, susunan katanya berbelit dan sulit dipahami. Padahal kenyataannya, puisi bukanlah sesuatu yang baru kita kenal. Sejak duduk dibangku SD sampai Perguruan Tinggi kita sudah menyapanya lewat pelajaran Bahasa Indonesia. 

Tampaknya proses komunikasi mulai dari membuka mata sampai menutup kembali kita tidak bisa lepas dari komunikasi. Puisi adalah simbol komunikasi, penyair legendaris seperti W.S Rendra pun kebanyakan tema yang diangkat dalam puisinya adalah bersumber dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, proses pertautan atau pertukaran data antara orang yang satu dengan yang lain akan melahirkan beragam interpretasi yang tidak jarang menjadi salah satu sumber inspirasi menulis puisi.

Beberapa istilah yang wajib kita ketahui sebelum membaca resensi lebih jauh karya M. Aan Mansyur, adalah sebagai berikut, (1) Larik disebut baris dalam puisi. Larik dapat berupa satu kata, frasa atau dapat berupa satu kalimat, (2) Bait adalah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris, (3) Rima berada disuku akhir setiap larik, dapat berupa pengulangan bunyi atau bunyi bebas tanpa pola, (4) Diksi yakni pemilihan kata-kata yang digunakan penyair dalam menyusun puisi, (5) Kiasan; kata-kata dalam puisi memiliki arti tertentu yang mewakili perasaan manusia.

B. Profil Penyair


M. Aan Mansyur ialah sastrawan yang lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Bekerja sebagai relawan di komunitas Ininnawa dan pustakawan di Katakerja, Makassar. Menulis sajak, prosa dan esai. Buku-buku yang telah dilahirkan di antaranya Hujan Rintih-Rintih (2005), Perempuan, Rumah Kenangan (2007), Aku Hendak Pindah Rumah (2008), Cinta yang Marah (2009), Tokoh-tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita (2012), Sudahkah Kau Memeluk Dirimu Hari ini? (2012), Kukila (2012), Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia (2014), Melihat Api Bekerja (2015), Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi (2015), There Is No New York Today (2016)

Dalam hal kreatifitas Aan Mansyur cukup produktif dalam menghasilkan karya baik puisi, prosa dan essai. Tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media cetak dan buku Antologi.

C. Pramusaji


Menikmati seni merupakan proses yang saling tumpang tindih antara seorang seniman visual dan sastrawan seringkali tidak menemukan titik temu. Belum lagi di bidang seni yang lain. Tidak semua para penikmat seni dapat memahami seluruh bidang seni. Membaca kumpulan puisi Melihat Api Bekerja karya M. Aan Mansyur seperti Memasuki sebuah dunia privat dimana di dalamnya terdapat beraneka rasa yang berbeda saling menggores suasana hati dan pikiran satu sama lain. Dengan gaya penceritaan seperti seolah ia hadir langsung di depan kita, memaparkan apa-apa saja yang ada di kepalanya dengan begitu luas tanpa cela.

resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte


Dua pertanyaan yang sering muncul di antara kalangan bukan penikmat sastra, seperti mengapa puisi itu membosankan? mengapa beberapa puisi karya penyair angkatan lama terkesan sebagai puisi gelap makna? Anehnya dari dua pertanyaan sebelumnya, saya tidak menemukannya pada kumpulan puisi Melihat Api Bekerja. Jika kita turut serta menelusuri buku ini dari awal, maka kita akan dibawa ke dalam dunia nyata yang dibalut fantasi. Anda akan disuguhkan ilustrasi indah emte di setiap halamannya. Tidak seperti buku puisi umumnya, dimana ilustrasi memiliki porsi yang lebih kecil ketimbang kata-kata. Disini ilustrasi seolah bukan pelengkap, ia memiliki panggungnya sendiri dalam menuntun pembaca ke wilayah pemaknaan.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Aan mengambil inisiatif berkolaborasi dengan emte untuk menciptakan "suasana baru"ketika pembaca membaca sajaknya. "Suasana baru" disini bisa diartikan sebagai orang cenderung lebih menyukai gambar ketimbang tulisan dan lebih cepat mengingat gambar dan menangkap arti ketimbang tulisan. Jika kita perhatikan lebih antusias, setiap sajak yang muncul selalu berdampingan dengan ilustrasi, saya menangkap maksud lain Aan, menciptakan sebuah "jembatan tak kasat mata" untuk membantu atau menggiring pembaca agar lebih mudah menginterpretasikan atau memahami sajak-sajaknya.



resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Dalam beberapa puisi, saya seperti diperlihatkan Aan sedang berbicara kepada seorang perempuan; ibu, sahabat, atau perempuan yang ia cintai, langit, jembatan, dan sebuah pameran foto keluarga paling bahagia. Dalam puisi yang lain, Aan sedang mendongeng kepada saya si pembaca tentang perempuan lainnya. Selain puisi Melihat Api Bekerja, ada lagi puisi yang saya sukai dan garis bawahi seperti Menikmati Akhir Pekan, Pulang ke Dapur Ibu, Kepada Kesedihan, Jalan yang Berkali-kali Kau Tempuh, Mengingat Pesan Ibu.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Aan sebagai penyair juga sangat piawai dalam memanfaatkan hak licentia poetica semaksimal mungkin. Dalam larik-larik puisinya, ia membolak balik kata sifat dan kata kerja menjadi susunan kata baru yang saling bertolak belakang dan terkesan bagi pembaca seolah itu adalah perbendaharaan kosakata yang baru atau belum pernah ia temukan. Tentunya ada efek yang ditimbulkan dari pola pikiran atau ide setiap larik yang berloncatan kesana kemari tanpa mengikuti kaidah bahasa. Efek yang paling dirasakan adalah efek dramatis yang aneh tapi terasa indah dan nyaman saat pikiran menyentuhnya. Kreativitas ini membuat Aan dapat mengontrol suasana si pembaca dalam puisinya.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Berangkat dari segmentasi pasar yang sudah menjadi rahasia umum, bahwa di dunia nyata perasaan tidak bisa sebebas menuntut validasi, sehingga terkadang perasaan karam sedalam-dalamnya tanpa peduli ada yang mau mengerti atau tidak. Menyisakan sebuah batu besar yang mengganjal dada dan tak pernah lekang terkikis rotasi waktu. Untuk bisa melepaskan atau membuatnya tidak aktif (dorman) khalayak atau pembaca mencari wadah bagi apa yang dirasakannya entah lewat aktifitas berupa curhat atau membaca dan menulis di blog atau diari. Judul setiap sajak Aan seolah diciptakan untuk meredam, menyembuhi, merawat luka yang masih bara merah. Selama ini aktifitas membaca puisi selalu dikaitkan dengan kondisi sepi, menyendiri, merana dan meradang tentu lain halnya dengan sajak Aan. Dimanapun dan kapapun pembaca berada , judul setiap sajak Aan seolah mempunyai daya tarik atau magis yang cepat merubah suasana pikiran pembaca untuk turut larut ke dalam guna-guna puisinya meski tampak ramai di luar tapi sepi di dalam.


resensi-buku-kumpulan-puisi-melihat-api-bekerja
@emteemte

Dengan terobosan-terobosan terbaru yang dilakukan Aan di sana - sini, tapi seolah tampak tidak terjadi apa-apa. Lebih istimewa lagi, buku kumpulan puisi ini dilengkapi dengan ilustrasi emte yang bergaya surealisme yang terkesan absurd tapi bernilai seni tinggi. Ilustrasi yang mengingatkan pembaca pada cerpen sabtu minggu di koran-koran atau surat kabar. Sedang Aan memanjakan pembaca lewat untaian kata-katanya yang menyimpang tapi lembut sekali masuk ke telinga. Sebuah kolaborasi yang unik, menghasilkan pengalaman membaca yang unik pula. Dan akhirnya saya setuju pendapat pribadi Alm. Sapardi Djoko Damono, "Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.". Baik anak muda atau pun orang tua apalagi mereka yang sedang putus cinta, wajib baca buku kumpulan puisi ini. Semua kerja keras Aan dan Emte, mendatangkan keberanian pada saya untuk mengajak Anda semua penikmat sastra khususnya puisi menjadikan buku ini sebagai list atau pajangan di rak buku.





5 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir, sukses juga buat kamu ya. Amin.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir bro, sukses dan sehat selalu ya !

      Hapus
  3. Terimakasih sudah mampir bro, saya pribadi pun penggemar karya ybs sudah sejak tahun 2015. Sukses dan sehat selalu ya!

    BalasHapus