Stasiun Tanah Abang


stasiun-tanah-abang
Dokumentasi Pribadi, Nikon CoolPix S3300

rambutku digerai angin kereta
yang melaju, sedetik kelebat wajah
penumpang asing membekas di ingatan
memoar romansa bergelayut
kian mengunci pintu gerbong senja
rel-rel yang bersilangan mengajak bercakap
tentang diri yang ingin dibawa pergi
bukankah pergi adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan?
bukankah membuang diri adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan?
bukankah pergi adalah menghilangkan diri
dari sebuah kemunculan tapi kembali tapi pulang
bukankah membuang diri adalah
menghilangkan diri dari sebuah kemunculan
tapi tidak kembali, tidak pulang
terlalu banyak orang-orang bertujuan;
di pasar, di toilet, di pohon mangga, di gang sempit,
di terminal kota, di mimpi-mimpi,
adakah tempat tanpa tujuan?
dimana tempat bagi orang-orang membuang diri?
bukankah di seluruh tempat yang tak ada
orang-orang bertujuan? dimanakah gerangan
tempat itu?
apalagi kalau bukan di ketiadaan. di contoh-contoh
dongeng sebelum tidur yang diceritakan
orang tua pada anak-anak senja

2018

2 komentar:

  1. Ada sedikit pertanyaan, kenapa memilih "pohon mangga", adakah genangan pada pohon mangga, kenapa gak pohon durian (lagi musim), pohon randu (yang berujung rindu), pohon alpukat (niatnya memikat malah terpikat), atau pohon yang biar gak mengemis adsense pada Google. Bolehkah diberikan reason nya hehehe #kepo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya memelihara pohon mangga, sudah 12 tahun tidak berbuah, tetapi saat saya pindah rumah pohon itu berbuah. Sebegitu tidak sukakah pohon mangga saya sampai-sampai saya tidak merasakan buahnya? hahaha.

      Hapus