angan burung dalam diriku
menjulang tinggi porak poranda
batas antara insomnia dan kadar testosteron
ke dua puluh sembilan
panas, panas sayang
didih birahi ditabik angin lampau
menimpa keras akar bakau
sela pengenalan diri bawa jelaga lari
ke rimba hutan menguar gang sempit penuh
bangkai tikus di jalan pulang menuju
ricik hujan bola matamu kala senja
enggan ke peraduan, ke perut kotor bumi
kemana kubuang arus lautMu
yang membusung lapar dinanar nanah
seolah yang hidup harus mati dan mati
tetap mati sayang
mohon jaga baik-baik syaraf ini,
aku takut tak sanggup memompa
beku darah di jantung dan keras kepalanya
hati meminum racun tiga kali sehari
petang yang meninggi, makin
cemas usia memendek, aku
kehilangan seluruh ucapan Semoga di
hari ulang tahunku, aku harap kau tetap
mau berpiknik nakal dalam gaung diriku,
sayang
2023, di sudut kamar