Filsufologi


Aku senang memikirkan perihal isi kepalamu
dengan kerumit-rumitannya, dengan
kesusu-susuannya, dengan keangker-angkerannya
Aku senang memikirkan perihal isi otakmu
dengan keterbelakangannya, dengan keluguannya,
dengan ketololannya
dan semua itu buatku bergembira durja, tiap hari
lekas pulang aku bawa luka diri terberantas kejam
Aku senang memikirkan perihal isi pikiranmu
dengan kebosan-bosanannya, dengan kemarah-
marahannya, dengan kekangen-kangenannya
Aku senang memikirkan perihal laku perbuatanmu
dengan keterasing-asingannya, dengan kekunyuk-
kunyukkannya, dengan kesanter-santerannya
dan semua itu nyaris membuatku jadi penyair
sekaligus filsuf sibuk merangkai bunga hitam
bagi akal sehat yang bobrok diserang air panas
2000 derajat celcius
Tapi aku senang memikirkan perihal isi kepalamu
yang sedikitpun tidak memikirkan apa yang kupikir
Tapi aku senang cericit bunga gandasturi meluang
ditingkap gembala pemurung yang kerjaannya
memulung nasib buruk umat manusia
Tapi aku senang memikirkan kau tidak menunggu
kabar tentangku, ini lebih seperti aku memiliki 
segumpal kangen yang dirasai sendiri, dijumpai 
sendiri, dicumbui sendiri
Aku senang tiba-tiba cermin di rumah berderak,
bergetar saat kusebut-sebut nama kau, sepi meng-
giringku menjadi nabi baru bagi agama sekarat
atau dewa chronos yang bebas memutarbalikkan
waktu, waktu kita?
Akhirnya aku kini menjadi apapun tentang semuanya
yang kau enggan pikirkan, tapi melulu kupikirkan
kau ingin aku jadi banyak? dewa, nabi, monster, 
gemericik air, atau babi hutan?
Aku senang memikirkan kau.

2023, di sudut kamar

1 komentar: