Puisi Penutup Setelah Selingkuh

puisi-penutup-setelah-selingkuh
@kulturtava

 aku masih bertanya mana lebih dulu
di pungut 'u' atau 'a'
sebab bila memilih keduanya
ia harus menjelma peluk
lalu angslup ke dalam luka
memeluk luka seorang peluka
menelurkan kebohongan lagi demi ketentraman hati
ah, tidak peduli sarapan pagi atau makan malam
semua dipenuhi dusta

masih kuingat,
percakapan terakhir. di malam terakhir. dingin menusuk galak. 
sepi meringis lirih. kau menutup sgalanya. pintu rumah. 
juga hatimu. tapi, masih kuingat jejak jemarimu menyusuri 
rambutku, menatanya sedemikian rapih.

jujur. aku sering memikirkan dia meski kutelah
berkekasih
jujur. berat melawan kalimat-kalimat yang berdesakan
minta disuarakan mesti belum tentu
dapat kauterima. bibirku bergetar menggigil.
dadaku kembang-kempis terisi badai angin, hendak menyapu bersih 
kelopak mawar. tercabik, tersungkur, tercerai-berai menjadi sisa-sisa 
yang tak mampu dikoyak lagi. menorehkan luka dimana-mana.

mencintai diri sendiri, itu aku!
terusterang, aku suka degup kencang jantungku,  
ketegangan lalulalang darahku, saat bercakap denganmu. 
sungguh aku ingin merasakannya. lagi. dan lagi. bahkan aku tak ingin 
memiliki dan dimiliki oleh desir itu. aku tidak ingin merubah desir itu. 
sangat tidak ingin. di lain diri, berkeras hati, memisahkan kita, aku takut. 
degup, desir itu hilang. aku takut. entah di kapan waktu, aku menjadi 
mesin penghancur bagi kasihmu. jadi terus lah buat jarak yang jauh, 
buat aku lebih bergetar lagi!

kuputuskan memilih kekasihku yang baik hati, ketimbang kau yang kusuka. 
sebab yang berdegup, berdesir selalu mengundang tanya dan jawaban tak terduga, 
kuharap teruslah seperti itu. maaf.

2023

1 komentar:

  1. Banyak kah kekasihnya, jadi bingung memilih yang mana? Hehe 👍

    BalasHapus