Selamat malam, sayang
maaf telah kuusik tidurmu
sebab larut wajahmu kini
menjelajah jiwa
di tiap denting benda-benda
yang jatuh ke tanah, memilu
sesak saat kutenun malam jenuh
kian memahat ketidaksetiaan
angin basah berkungkung pada
neraca kesendirian
massanya sebegitu panjang bak
penantian memenggal oase
kekeringan lafal kata-kata yang
tak fasih mencerca gundah itu
biar saja aku menunggu di menit
ke 40 teleponmu berdering,
kubisikkan pada telinga sendiri
harap kan menerobos benang-benang khayali
penghantar suara di taraf intensitas bunyi 1200 desibel
aku tak boleh kalah, meski hening
suasana mencairkan sgala kebekuan kata
yang sengaja kusimpan sampai kau berkata di
pori-pori telepon genggam itu
"Aku disini baik-baik saja"
oh selamat malam kembali sayang,
teruskan mimpimu hingga raga terlepas esok hari
bukan maksudku usik tidurmu
tapi lelapku berkali terbangun oleh wajahmu
tidurlah sekarang
lalui semua mimpi yang mendahului kantukku
tersesatlah di rerimba entah
2023
Lebih baik jujur daripada berbohong, karena kebenaran yang disembunyikan selalu memberikan perih, jauh lebih baik tahu dari sumbernya daripada dari lainnya.
BalasHapus