Pixabay |
A. Persiapan Dalam Diri
Sejak kecil sebagaimana rahasia umum, kita sudah dikenalkan dan diajarkan menulis oleh orang tua sebelum mereka mengantarkan ke jenjang pendidikan sekolah dasar. Awalnya kita belajar secara alamiah berbicara, seiring dengan pertumbuhan volume tubuh dan psikis kemampuan berbicara meningkat diiringi juga kemampuan menulis. Sebenarnya semua karya bisa diciptakan dan tidak bergantung pada keterbatasan yang dimiliki si pencipta atau pengarang atau perupa selama ia punya kemampuan untuk terus menekan kelemahan yang dimiliki. Tidak ada yang tidak mungkin, semua orang bisa menulis. Hanya saja itu semua kembali pada adanya motivasi masing-masing. Jika "motivasi' itu sudah ada, maka kita mesti membangun beberapa unsur dalam diri kita, di antaranya sebagai berikut.
1. Semangat
Semangat merupakan modal dasar yang wajib dimiliki bagi setiap orang yang ingin menulis puisi. ia semacam "alat dan senjata" yang bisa kita gunakan untuk berperang melawan kebosanan dan kemalasan yang akan berefek rendahnya daya cipta untuk mencapai apa yang kita inginkan.
2. Optimis
Optimis dan yakin akan membantu kita untuk tidak mudah menyerah dan mampu membuktikan potensi yang kita miliki. Juga menstimulus kreativitas mengembangkan ide-ide yang selama ini terpendam atau angan-angan yang hilang begitu saja
3. Percaya diri
Tidak membandingkan pencapaian diri dengan orang lain atau menganggap hasil tulisan orang lain jauh lebih sempurna ketimbang kita. Yang harus diingat adalah sebelum orang atau siapapun itu mencapai atau menemukan gaya dan hasil tulisan yang "sempurna" ia juga mengalami kegagalan, keragu-raguan, keputus-asaan dan lain-lain. Seringkali keragu-raguan hanya akan membuat kita mengulur-ulur waktu yang sia-sia dan akhirnya bisa menjadi terbengkalai tidak berbuat apa-apa
4. Mengidolakan Penyair Besar
Cara ini sudah penulis praktekkan sendiri dan berhasil, dengan kita mengidolakan penyair besar akan menjadi magnet besar yang menarik kita ke kutub positif si penyair. Perasaan kuat untuk menjadi seperti idola, akan terus menjaga kestabilan "bahan bakar" yang kita punya agar senantiasa kita bergerak ke depan secara konstan.
5. Pantang Menyerah
Pantang menyerah merupakan sikap yang sulit dijalankan, karena beragam kesulitan pastilah turut menyertai. Ada istilah "semakin tinggi pohon maka semakin kencang badai angin menerpa". Perlu diketahui bahwa semakin sulit tingkat tantangan yang ada maka semakin besar pula kebanggan yang nanti kita dapatkan dan rasakan setelah jeri payah yang selama ini dilakukan.
6. Tekun Membaca dan Carilah Inspirasi
Pernah kamu alami? setelah melahirkan karya puisi, beberapa hari kemudian atau selang beberapa bulan kamu tengok lagi dan baca lagi puisimu ada "pengoreksian naluriah" yang secara langsung berkomentar, kok puisi saya diksinya seperti ini? kok banyak kata-kata tidak efektif di tiap bait? saya rasa dengan menghapus ini akan lebih baik, atau begitu saja? beberapa pertanyaan tersebut akan keluar dengan sendirinya saat kamu memang benar-benar rajin membaca karya-karya besar maupun kecil, kamu akan mengoreksi alur puisimu, bagaimana imajinasinya, apakah pesan yang dipetik dari puisi saya? apakah puisi saya sudah berbobot? juga dengan membaca karya lain akan memancing inspirasi baru muncul, kita jadi kebanjiran ide-ide. Kalau sudah begini, saya tunggu buku antologi puisi versi kamu !
7. Konsentrasi serta Fokus pada Pijakan Tema Tulisan
Sudah tentu setiap karya tidak luput dari saran atau komentar orang lain, entah itu membangun atau menjatuhkan. Kita jangan mudah terkecoh dengan prinsip atau teori atau alur pemikiran yang orang lain sampaikan justru bisa menghambarkan pokok ide bahasan yang dibuat. Kritikan dan saran harus kita jadikan sebagai acuan tambahan dalam berkarya.
B. Persiapan Luar Diri
Setelah semua hal di dalam diri tersebut kita praktekkan dan tanamkan, maka selanjutnya mempersiapkan hal di luar diri, langkah awal menulis yang perlu kita lakukan di antaranya sebagai berikut:
1. Ide Unik/Langka
Langkah paling awal dalam menulis, garis startnya tertumpu pada ide unik/langka. Kadang dalam prakteknya, susah menemukan ide, tetapi bukan berarti kita tidak punya ide sama sekali. Punya, hanya saja harus dikemas sedemikian rupa agar menjadi ide yang tidak "murah". Ide sebagai penggerak dalam tulisan-tulisan kita sangat penting. Ide-ide itu tidak perlu muluk atau sempurna, tetapi harus lain dari yang lain, menjadi ciri khasmu, labeling yang kuat, sehingga tetap bertahan meski diserang jalan buntu (writer's block). Ide yang lemah membuat karya kita kurang dilirik oleh pembaca khalayak, pada akhirnya akan tergeras dari pasaran dan tumbang.
2. Buku Dairy
Menurut sebagian orang, buku dairy sangat ampuh atau berpengaruh dalam proses mencipta puisi. Diary tersedia ukuran kecil yang mudah dibawa kemana-mana, seringkali ide muncul di tempat dan waktu yang tak terduga dan apabila tidak segera dicatat atau direkam lewat tulisan akan menguap, menghilang. Selain mencatat ide, bisa juga mencatat imajinasi, ilustrasi, konsep atau outline. Jika tidak ada diary, bisa gunakan kertas kosong atau media elektronik seperti aplikasi note di Android, Laptop dn lainnya. Sesuaikan dengan yang membuatmu nyaman ketika menulis ya.
3. Ballpoint
Kita harus selalu membawa ini, buku diary dan ballpoint adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Penting untuk menulis segala sesuatu yang terlintas dalam benak dan pikiran dalam waktu sepersekian detik. Atau jika bisa membawa alat tulis warna-warni agar kita bisa lebih bebas berekspresi. Selain ballpoint, kita juga bisa menggunakan laptop, Ipad, Hp Android atau benda elektronik lainnya. Sesuaikan dengan yang membuatmu nyaman ketika menulis ya.
4. Suasana Hati/Mood
Bangun suasana yang tenang, nyaman, fresh, seperti mendengarkan musik favorit, memakan makanan favorit, meminum teh favorit atau kesukaan lainnya. Perasaan atau mood seseorang berbeda-beda, kadang ada yang mencari suasana keramaian di pusat kota, tempat-tempat terbuka atau justru suasana sepi seperti di pegunungan, pedesaan. Menulis berasal dari hati, maka dari itu kita bebas menciptakan dunia privat sendiri dalam hati untuk lebih bisa menghayati apa yang ditulis.
Menulis itu membutuhkan proses, perlu penjiwaan, jangan tergesa-gesa mengakhirinya, jika tidak ingin jalan di tempat. Baca kembali tulisan kita, bila perlu sampai beberapa pengulangan agar kita tahu betul dimanakah letak kalimat yang kurang efektif, pemenggalan kata yang salah, imbuhan yang terlalu banyak, diksi yang terlalu umum bisa kita gubah. Beberapa hal yang ditekankan disini, hindari penjiplakan atau plagiarisme. Jangan menulis sesuatu yang tidak pasti asal usul sumber kebenarannya, mengingat pembaca tidak mau dibohongi. Dan yang lebih penting, jangan merasa menjadi orang yang gagal. Kita pasti bisa dengan terus belajar, berusaha serta mencoba.
5. Praktik Langsung
Sebaiknya pada awal penulisan puisi jangan terlalu terikat pada kaidah atau struktur bahasa. Tulislah saja sesuka hati sesuai keinginan kita barulah setelah itu lakukan perbaikan secara bertahap. Untuk berlatih kita juga dapat melakukan teknik "Copy The Master" yaitu dengan memenggal sebagian puisi berirama lalu kita lanjutkan puisi itu dengan puisi hasil tulisan kita sendiri. Sebagai contoh saya akan mengutip puisi saya sendiri yang berjudul Seloka sebagai berikut.
SELOKA
Pergi jalan-jalan ke Ranca Upas
Cabang kitambang menutup jalan
Bagaimana bisa hati dinda sedemikian culas
Saksikan biang telah mati aji masih berjalan
Cabang kitambang menutup jalan
Kelebat angin sembilu
Menyisihkan patah dahan
Biang telah mati aji masih berjalan
Pada siapa rindu menguar
Mesti kupasrahkan
.................................................................(Mari isi titik tersebut dengan gaya kata-katamu sendiri !)
.................................................................(Mari isi titik tersebut dengan gaya kata-katamu sendiri !)
.................................................................(Mari isi titik tersebut dengan gaya kata-katamu sendiri !)
.................................................................(Mari isi titik tersebut dengan gaya kata-katamu sendiri !)
.................................................................(Mari isi titik tersebut dengan gaya kata-katamu sendiri !)
Caranya kita ambil sepenggal puisi, lalu kita lanjutkan puisi tersebut dengan gaya kata-kata sendiri. Jangan lupa terus lakukan eksperimen dan tidak terpaku satu gaya penulisan saja. Terus-menerus berlatih, menghadiri Seminar Online Kepenulisan, melakukan diskusi, bergabung ke komunitas sastra, mendirikan klub baca sekolah atau kampus atau masyarakat bersama penikmat dan pemerhati karya sastra dan tak lupa menyempurnakan karya-karya tulisan kita dapat menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menulis puisi. Sekian Kiat-kiat dan Tips Menulis Puisi dari saya, semoga bermanfaat bagi para pemula yang tertarik menekuni puisi.
mantap om baguss sih ini
BalasHapusbenar, semua kembali ke diri sendiri.
BalasHapusdan percaya diri adalah salah satu kunci
Yang jadi masalah bagi saya yang ingin pandai berpuisi adalah pemilihan diksi dan mood. Rada susah giti huhu
BalasHapusMakasi, Kak materinya