Sebuah wajan kosong memanaskan diri
di antara genting bocor dan kecoa sekarat
sakit hujan menderai kelu lidah
rinai saat mericik di lorong pendengaranmu
Sayang peluk erat puisiku
jangan setengah-setengahkan
dalam merengkuh dada metafor
sebab aku kepalang meluang
di tingkap sendi tungkai kakimu
yang pegal sehabis berjingkat
meraih bibirku
Ah, gadisku Juni kau akhiri dengan sempurna
semburat jingga kian biaskan lintang selatan
selamat jalan kau ucapkan pada
burung-burung manyar
getar birahi di ujung perpisahan
yang menutup lapangkan pelupuk neutron
di irisan jantung
selamat jalan, ironi !
2023
ehm selamat jalan ironi
BalasHapuspemilihan kata yang ngena banget